Network
Trust Banten - Potensi pohon aren yang ada di wilayah pemukiman Baduy di Kabupaten Lebak begitu melimpah. Selama ini pohon aren yang tumbuh liar dan usianya antara 15 hingga 20 tahun diambil airnya dari bagian tangkai bunga yang dusebut nira aren.
Nira aren yang disadap itu ada yang langsung dijual mentah yang biasa disebut air lahang, ada juga yang kemudian diolah menjadi produk turunan. Seperti menjadi gula aren dan produk lainnya yang masih sangat tradisional.
Namun di tangan Andhy Yuliandy, nira aren itu diolah menjadi beragam produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di Saung Aren Kula miliknya, nira aren yang sudah oleh itu dikemas secara menarik dan modern.
Baca Juga: Penyanyi Asal Riau, Andrigo: Perilaku Korupsi tidak bisa Ditolelir
"Untuk proses pemasaran, kami melakukan penjualan secara online via market place, sedangkan untuk offline terdapat gerai yang bernama Saung Aren Kula. Di gerai ini terdapat produk kuliner berbasis aren," terang Andhy Yuliandy kepada Trust Banten belum lama ini di Rangkasbitung.
Di gerai miliknya yang beralamat di Jalan Rt Hardiwinangun, Muara Ciujung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak itu pembeli tidak hanya bisa menikmati produk aren, tetapi juga bisa menikmati minuman segar seperti susu aren, lemon aren, coklat, susu kopi aren dan minuman lainnya.
"Gerai ini juga berfungsi sebagai pusat informasi pemanfaatan aren di Kabupaten Lebak. Aren menjadi komoditas unggulan di daerah kami, pameran di berbagai event sering kita ikuti untuk mengenalkan produk kami. Kami kampanyekan bahwa aren produk organik dan konservasi hutan dan pemberdayaan petani," jelasnya.
Baca Juga: Aplikasi Sipanganten Perluas Informasi Capaian Program Pembangunan
Andhy Yuliandy menerangkan, sirup aren produksinya pernah memenangkan kompetisi produk minuman tradisional Indonesia untuk kategori minuman tradisional terpopuler pada ajang Anugrah Pesona Indonesia. Selain itu kreasinya masuk 25 besar UKM terbaik Start Up Indonsia pada event Apresiasi Kreasi Indonesia.
