Tak Peduli Cinta, Saat Menikah Urang Baduy Cukup hanya Saling Mengerti

- 22 Juni 2023, 23:40 WIB
Prosesi pernikana warga Baduy.
Prosesi pernikana warga Baduy. /Dok. Trust Banten/

Trust Banten - Bagi orang Baduy, pernikahan merupakan bagian dari rukun hidup. Bagi mereka, pernikahan juga merupakan hukum alam yang wajib untuk melanjutkan tugas menjaga alam.

Ini merupakan ajaran Wiwitan dan tidak hanya didasari birahi, bahkan tidak juga karena cinta. Bagi Urang Kanekes, cinta atau bogoh akan tumbuh dengan sendirinya jika sudah bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga.

"Berawal dari saling mengerti lalu saling merasakan, akhirnya akan saling menyayangi atau mencintai. Itulah cinta bagi warga Baduy," terang pemerhati masalah Baduy, Rohaendi belum lama ini.

Baca Juga: Cikoromoy, Objek Wisata Pemandian Air Alam yang tak Pernah Sepi

Rohaendi menerangkan, pasangan hidup warga Baduy yang mau menikah biasanya ditentukan oleh orangtua atau dijodohkan. Tidak saling memilih, apalagi diawali dengan rasa saling menyinta.

Jodoh bagi mereka adalah takdir dari leluhur. Tidak berani menolak. Oleh karenanya, tidak ada masalah dengan pasangan, siapapun itu, remaja Baduy pasti menerimanya dan harus bertanggung jawab karenanya.

"Usia pernikahan mereka rata-rata antara 13 atau 14 tahun bagi wanita dan 14 hingga 17 tahun bagi pria," jelas Rohaendi.

Rangkaian pernikahan diawali dengan prosesi Nanyaan. Kedua orangtua calon pasangan bertemu menyampaikan maksud, untuk menentukan waktu pernikahan.

Baca Juga: Mantan Wakil Gubernur Banten Wafat, Al Muktabar: Beliau Sosok yang Sangat Baik

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah