Menara Air Pandeglang, Proyek Hindia Belanda untuk Suplai Air Bersih ke Rangkasbitung

- 3 Juli 2023, 11:58 WIB
Menara air yang dibangun pada zaman penjajahan Belnda masih berdiri tegak di kota Pandeglang.
Menara air yang dibangun pada zaman penjajahan Belnda masih berdiri tegak di kota Pandeglang. /Dok. Trust Banten/

Trust Banten - Di tengah kota Pandeglang, atau tepatnya di dekat Mapolres Pandeglang, sebuah bangunan unik berdiri kokoh dan masuk dalam daftar Benda Cagar Budaya (BCB).

Posisi bangunan dibangun pada masa penjajahan Belanda dan kini berdiri membelah jalan menuju halaman Masjid Agung Ar-Rahman Pandeglang.

Bangunan berciri khas arsitektur Belanda itu dulunya berfungsi sebagai menara air. Air dari menara ini didistribusikan untuk warga wilayah perkotaan Pandeglang dan warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Baca Juga: HUT ke-77 Bhayangkara, TNI Datangi Polres Pandeglang Berikan Kejutan

Menara air yang berada di Kampung Keboncau, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang itu bentuknya silindrik dengan bagian bawah terdiri atas batu andesit atau batu kali yang disusun rapi.

"Menara air ini fungsinya sebagai bak penampungan air untuk kemudian didistribusikan hingga ke wilayah Kabupaten Lebak. Airnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa di Pabricken Mix Oil milik PT Semarang 01, yang diduga kuat milik Belanda kala itu," ungkap sejarawan Banten, Dadan Sujana belum lama ini.

Dadan menerangkan, berdasarkan dokumen dari arsip nasional yakni buku perencanaan pembangunan industry minyak kelapa atau kopra milik Belanda, menara air di Pandeglang ini sangat penting bagi pemerintahan Hindia Belanda saat itu.

Baca Juga: Beragam Khasiat Kentos Kelapa untuk Kesehatan

Dadan mengatakan, berdasarkan arsip serta dokumen yang dipelajarinya, menara air itu merupakan salah satu bangunan yang mempunyai peranan penting pada rentang waktu antara 1926-1931.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah