Pemkot Tangsel Belum Bisa Entaskan Masalah Stunting

- 28 November 2023, 20:38 WIB
Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie
Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie /Rizki/

Trust Banten - Meskipun terdapat penurunan, Pemkot Tangsel (Tangsel) belum bisa tuntaskan masalah stunting.

"Pemerintah sangat serius dalam menurunkan angka stunting. Alhamdulillah kita sebelumnya 19,9 persen di 2021, lalu jadi 9 persen 2022, dan targetnya syukur tahun ini bisa 7 persen. Karena turun satu persen saja bukan hal yang sederhana," kata Walikota Tangsel, Benyamin Davnie saat membuka diseminasi hasil rekomendasi audit kasus stunting di Aula Blandongan, Puspemkot Tangsel pada Selasa, 28 November 2023.

Menurutnya, komitmen penurunan angka stunting di Tangsel terus dioptimalkan dan dimaksimalkan, termasuk menekan angka menjadi 7 persen, setelah sebelumnya berhasil menurunkan angka stunting dari 19,9 persen menjadi 9 persen. Bahkan, memiliki target angka stunting hingga 0 persen, oleh karenanya penting untuk melakukan kerja keras secara kolaboratif.

Baca Juga: Waspadai Pneumonia pada Penderita Diabetes

"Nanti kita hitung lagi, makanya ini harus dilakukan audit dulu pada hari ini," katanya.

Hal ini menjadi komitmen Pemkot Tangsel dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia emas di tahun 2045.

"Tangsel ini menjadi salah satu daerah yang mengalami penurunan angka stunting yang signifikan. Dan audit ini diperlukan untuk tahu penyebab stunting dari sasaran ekspose stunting, dan menghasilkan rekomendasi rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan perangkat daerah terkait," jelasnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangsel, Cahyadi mengatakan, audit ini dilakukan dalam rangka mencapai target yang telah dicanangkan. Ada empat tahap yang dilakukan dalam prosesnya.

Baca Juga: Serius Tangani Stunting, Pemkab Tangerang Belajar ke Sumedang

"Pertama pembentukan tim audit kasus stunting. Kedua pelaksanaan audit dan manajemen pendampingan, ketiga diseminasi audit kasus stunting dan keempat evaluasi rencana tindak lanjut kasus stunting," ungkapnya.

Untuk di tahun 2023, kata Cahyadi, terdapat 531 sampling sasaran risiko stunting untuk diaudit. Data tersebut diambil dari puskesmas berdasarkan kasus dan wilayah. Oleh karenanya, audit stunting ini sangat penting dan strategis untuk dilakukan dalam penanganan stunting sebagai bagian monitoring dan evaluasi.


"Terdiri dari balita sebanyak 164, calon pengantin 47, batita 116 anak, ibu nifas 32 dan ibu hamil 172," tutupnya. ***

Editor: Ahmad Rizki Suhaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah