Ketiga, Negosiasi Kandidat: Ekspektasi Gerindra dapat bersanding pudar, dikarenakan Airin Rachmi Diany sebagai kandidat terkuat tidak mengambil kandidat wakil yang diusung oleh Gerindra.
"Gagalnya negosiasi cawagub berimplikasi pada putusan tergesa-gesa dalam mengusung Andra-Dimyati," ujar pria yang biasa disapa Memed ini.
Baca Juga: Virgojanti: Penguatan Wawasan Kebangsaan Penting bagi ASN
Dijelaskan Memed, dalam konteks Pilkada Banten ada dua hal utama yang perlu digaris bawahi kenapa pasangan ini tergesa-gesa memunculkan figure Andra-Dimyati.
Pertama, Golkar yang notabene sudah mengusung Airin kemungkinan besar menjatuhkan pilihan wakilnya kepada kader PDIP. Alasannya sederhana, Airin memilih wakil yang punya pengalaman eksekutif dan legislatif.
"Punya pengaruh di wilayah Banten Selatan dan loyalitas yang teruji dan juga layak dijual ke publik," tegasnya.
Baca Juga: Sempat Diburu Polisi, EO Lentera Festival Ditangkap di Leuwidamar Kabupaten Lebak
Kedua, jangan-jangan ketergesaan ini bagian dari strategi untuk memperkuat bargaining position Partai Gerindra dimata Airin. Artinya, sebelum janur kuning melengkung masih ada potensi melakukan manuver untuk bisa Bersama.
"Jika betul pasangan ini sudah melakukan deal politik. Potensi Airin untuk menjadi Banten satu tidak tergoyahkan, secara elektabilitas dan popularitas Airin jauh dari pasangan Andra-Dimyati," terang Memed.