Over Een Bamboe Gamelan, Sanggar Kesenian Pertama di Kabupaten Pandeglang Zaman Kolonial Belanda

- 10 April 2024, 19:33 WIB
Pertunjukan kesenain di Kabupaten Pandeglang pada zaman kolonial Belanda.
Pertunjukan kesenain di Kabupaten Pandeglang pada zaman kolonial Belanda. /Tangkap layar IG @boimbaelah/

Trust Banten - C Snouck Hurgronje dalam bukunya berjudul Verspreide Geschriften yang dicetak oleh N V Boekhandel En Drukkerij pada tahun 1927, dan berisi sekitar 618 halaman menulis tentang dibentuknya grup kesenian di Kabupaten Pandeglang.

Dalam buku itu terdapat beberapa kutipan dari risalah Rapat Umum dan Dewan Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia. Yang menarik dari catatan Snouk Hurgronje adalah upaya menyiasati perbedaan pendapat terkait boleh tidaknya berkesenian di Pandeglang.

Pro dan kontra yang timbul akhirnya disiasati dengan merubah instrumen musik dan gamelan pengiring pertunjukan. Pada tahun 1875, Bupati Pandeglang saat itu Raden Adipati Soetadiningrat mendirikan Komedi Pribumi yang disutradarai oleh adik laki-lakinya, yang saat itu menjadi Mantri Kaboepaten.

Baca Juga: Ketua LISAN Banten: Hari Raya Idul Fitri Diartikan Sebagai Hari Raya yang Suci

“Komedi Pribumi ini sering mengangkat cerita-cerita terkenal, misalnya diambil dari Cerita 1001 Malam karya Abu Nawas, dan lain-lain yang dibuat sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan melalui gurauan populer," tulis akun IG @boimbaeleh.

Anak-anak sekolah pedalaman, penulis dan lainnya berperan sebagai aktornya. Kostum yang digunakan serta dekorasinya dirancang dan disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat lokal saat itu. Untuk mengiringi pertunjukannya digunakanlah instrumen gamelan, tapi terkadang diselingi juga dengan musik Eropa.

Para penonton sangat antusias untuk melihat pertunjukannya, banyak yang datang ke halaman Pendopo Kabupaten untuk menyaksikan pertunjukan komedi tersebut. Apalagi lakon dan cerita tersebut telah disesuaikan ke dalam Bahasa Sunda.

Baca Juga: Tips Pulang Mudik Tidak Terserang Sakit Pinggang Saat Berkendara

Saat Inspektur Utama Gorkom akan melakukan perjalanan ke Banten tahun 1878, mereka ingin menunjukan dan mempersembahkan apa yang dinamakan Komedi Djawa ini. Tapi kebetulan malam yang ditetapkan untuk tujuan ini adalah hari Jumat, sementara di Banten secara tradisional masyarakat tidak diperbolehkan memainkan gamelan pada malam yang dianggap keramat dan sakral itu.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah