Kalimat 'Hop Maung!' dan Cerita Perjalanan Sech Mansoer Cikadueun Berdasarkan Koran Belanda 

- 26 April 2024, 20:39 WIB
Ilustrasi harimau di Banten Selatan.
Ilustrasi harimau di Banten Selatan. /Tangkap layar IG @boimbaelah/

Doa ini dalam bahasa Banten disebut Sisinggah. Banyak orang yang sangat percaya akan keampuhan doa ini, meskipun mereka bukan keturunan Banten, tapi saat mereka mengucapkan doa ini, maka dipercaya akan terhindar dari serangan harimau.

Oleh karena itu, siapa pun yang datang ke Banten, mereka tidak sampai melupakan tempat di mana Kijai Sech Mansoer dimakamkan, mereka mengunjungi dan menziarahi makamnya. Makamnya terletak di Tjikadoeweun, Kabupaten Pandeglang. Sejak itu, makamnya sering dikunjungi ratusan umat Islam setiap tahunnya, termasuk mereka yang berasal jauh dari luar Banten.

Menurut berita itu, pada Tahun 1498 Sech Mansur ditugaskan Maulana Hassanoedin, Sultan Banten pertama untuk menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk Banten Selatan. Menurut tradisi, yang dipercaya semua keturunan Banten, doa ini untuk menghindari serangan harimau walaupun warga berada di sarangnya.

Baca Juga: Kolaborasi deEX Feat. Ato Angkasa: Dream Comes True untuk Indonesia

Menurut kisah, dalam perjalanannya tibalah Sech Mansoer di hutan Oedjoeng Koelon. Dia bertemu dengan harimau yang sangat besar. Harimau tersebut kakinya terjepit di antara batu karang yang besar.

Harimau itu mengaum terus menerus karena kesakitan, cengkeraman batu karang yang kuat menahan kakinya. Sech Mansoer mendekati harimau yang kesakitan itu, ia berniat untuk melepaskan kakinya.

Konon katanya Sech Mansoer punya kemampuan berkomunikasi dengan hewan. Sang raja hutam pun pun berkata dan berjanji ke sang Kijai, bahwa dia tidak akan pernah menyerangnya, termasuk anak keturunannya jika Sech Mansoer mau menolongnya.

Baca Juga: POPDA XI Banten Pertandingkan 25 Cabang Olahraga

Sang harimau bahkan berjanji akan menyampaikan janjinya ini ke pengikutnya, agar mereka juga tidak mengganggu dan menyakiti keturunan Sech Mansur. Namun untuk menghindari kesalahan, sang harimau meminta sarat agar semua keturunan Sech Mansur selalu mengucapkan Sisinggah saat bertemu dengan bangsa harimau.

Sech Mansoer menyetujuinya, harimau itu pun kemudian dibebaskan. Dengan tertatih-tatih ia menghampiri sang Kijai. Sang harimau menyampaikan keheranannya karena sang kiyai bisa mengerti bahasa harimau.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah