Manfaat, Tahapan Prosedur, dan Efek Samping Operasi Bariatrik yang Perlu Diketahui

- 4 Maret 2024, 21:49 WIB
 Dokter Spesialis Bedah, Konsultan Bedah Digestif Eka Hospital BSD, dr. Handy Wing, Sp. B, Subsp. BD (K), FBMS, FICS, FInaCS.
Dokter Spesialis Bedah, Konsultan Bedah Digestif Eka Hospital BSD, dr. Handy Wing, Sp. B, Subsp. BD (K), FBMS, FICS, FInaCS. /Rizki/


Trust Banten - Operasi bariatrik adalah salah satu pilihan pengobatan medis untuk mengatasi obesitas dan overweight. Katanya, dengan melakukan operasi bariatrik, berat badan tidak akan naik lagi alias yoyo seperti perawatan lainnya.

Namun, bagaimana proses bedah bariatrik dan siapa saja yang boleh melakukannya? Simak informasi lengkap soal operasi bariatrik hingga efek sampingnya dari Dokter Spesialis Bedah, Konsultan Bedah Digestif Eka Hospital BSD, dr. Handy Wing, Sp. B, Subsp. BD (K), FBMS, FICS, FInaCS.

Apa itu Operasi Bariatrik?

Operasi bariatrik adalah prosedur medis yang bertujuan untuk membantu menurunkan berat badan secara drastis pada orang dengan obesitas morbid. Prosedur bariatrik ini direkomendasikan bagi mereka yang:

Baca Juga: Kritisi Porgram Makan Siang Gratis Anak Sekolah, JPPI: Tujuan Program Tidak Jelas dan Rawan Dikorupsi

1. Memiliki indeks massa tubuh (IMT) 40 atau lebih.
2. Memiliki IMT 35 atau lebih dengan komorbiditas terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, atau hipertensi.
3. Gagal menurunkan berat badan dengan metode lain seperti diet, olahraga, dan terapi perilaku.

Selain itu, ada syarat lain yang harus dipenuhi pasien jika ingin melakukan operasi bariatrik, seperti:

1. Evaluasi menyeluruh oleh tim medis, termasuk psikolog dan ahli gizi.
2. Komitmen untuk mengikuti perubahan gaya hidup setelah operasi.
3. Berhenti merokok dan minum alkohol.
4. Memiliki kondisi kesehatan yang stabil.
5. Manfaat Operasi Bariatrik

Manfaat Bariatrik
Operasi bariatrik terbukti efektif dalam membantu pasien:

1. Menurunkan berat badan secara drastis dan berkelanjutan.
2. Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan.
3. Mengurangi risiko komplikasi terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Baca Juga: Bus Peziarah Asal Tangsel Terguling di Tol Cipali: Satu Tewas, Puluhan Luka-luka

Jenis-Jenis Operasi Bariatrik

Prosedur bedah bariatrik terdiri dari beberapa jenis. Biasanya, jenis ini disesuaikan dengan kondisi pasien. Berikut jenis operasi bariatrik yang umumnya dilakukan:

1. Roux-en-Y Gastric Bypass
Prosedur paling populer ini membagi lambung menjadi dua bagian, menciptakan kantong kecil yang hanya mampu menampung sedikit makanan. Jalur usus pun diubah, melewati sebagian besar lambung dan usus halus, sehingga penyerapan kalori dan lemak berkurang drastis.

2. Sleeve Gastrectomy
Operasi ini memotong sekitar 80% lambung, meninggalkan kantong panjang seperti tabung. Lambung yang lebih kecil ini tak hanya menampung lebih sedikit makanan, tetapi juga menghasilkan hormon ghrelin yang lebih sedikit, hormon yang memicu rasa lapar.

3. Biliopancreatic Diversion with Duodenal Switch (BPD/DS)
Kombinasi dua operasi, BPD/DS pertama kali melakukan sleeve gastrectomy, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dan penyambungan kembali usus untuk meminimalkan penyerapan nutrisi. Prosedur ini efektif, tetapi berisiko tinggi, termasuk kekurangan gizi dan vitamin.

4. Single-Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy (SADI-S)
Mirip dengan BPD/DS, SADI-S juga menggabungkan sleeve gastrectomy dengan modifikasi usus. Prosedur ini menawarkan efektivitas yang serupa dengan BPD/DS, tapi dengan risiko komplikasi yang lebih rendah.

Baca Juga: Jenguk Korban Bus Teguling di Tol Cipali, Benyamin: Tangani Korban dengan Baik Tak Perlu Pikirkan Biaya

Risiko dan Efek Samping Operasi Bariatrik

Operasi bariatrik umumnya aman dilakukan. Meski demikian, sama seperti segala tindakan medis yang ada, operasi bariatrik tetap memiliki risiko efek samping.

Berikut ini beberapa risiko yang mungkin terjadi seperti pendarahan, infeksi, penggumpalan darah, hernia,sumbatan kecil pada saluran cerna, kebocoran pada usus atau lambung yang dijahit. Selain itu, masalah penyerapan nutrisi (malabsorpsi) juga jadi salah satu risiko jangka panjang dari operasi bariatrik.

Walaupun demikian, Anda tidak perlu khawatir. Biasanya, sebelum memutuskan menjalankan operasi apa pun, termasuk bariatrik, dokter akan menimbang dulu risiko yang mungkin terjadi dan keuntungan yang didapat bagi pasien.

Apabila dokter menilai manfaatnya jauh lebih besar untuk pasien ketimbang risiko yang akan muncul, operasi bariatrik aman dilakukan. Terlebih, operasi bariatrik adalah salah satu prosedur yang sudah terbukti dalam mengatasi obesitas kelas 3.

Baca Juga: Tim Gabungan Sisir Pasar Poris Indah Kota Tangerang, Begini Hasil Temuannya

Tahapan Prosedur Operasi Bariatrik

Sebelum melakukan operasi, biasanya pasien akan melakukan serangkaian pemeriksaan lengkap seperti: Tes darah, rontgen dada, EKG, USG jantung, CT scan atau MRI, kemudian pasien diminta untuk puasa minimal 6-8 jam sebelum operasi bariatrik. Operasi bariatrik umumnya dilakukan dengan anestesi umum. Prosedur ini dapat berlangsung selama 1-4 jam, tergantung jenis operasi yang dilakukan.

Perawatan Pasca Operasi Bariatrik

Pasca operasi, pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan ketat oleh tim medis. Bukan cuma itu, agar lebih cepat pulih pasien juga dianjurkan untuk melakukan beberapa hal seperti:

1. Mengubah pola makan dan kebiasaan makan.
2. Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
3. Berolahraga secara teratur.
4. Umumnya, pasien diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga sekitar 2 minggu setelah operasi bariatrik. Namun hal ini tergantung dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien.

Halaman:

Editor: Ahmad Rizki Suhaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah