Gen Z harus Cerdas dan Bijak Gunakan Media Sosial

- 6 Februari 2024, 17:56 WIB
Seminar literasi digital diselenggarakan Kelompok 7 mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Untirta di SMAN 1 Bojonegara, Kabupaten Serang.
Seminar literasi digital diselenggarakan Kelompok 7 mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Untirta di SMAN 1 Bojonegara, Kabupaten Serang. /Liem Mamora/Trust Banten

Trust Banten - Generasi Z (Gen Z) yang sangat akrab dengan media sosial, tak boleh menjadi korban media sosial, utamanya dalam mengenali dan merespon hoax atau informasi palsu yang banyak beredar di media sosial.

Agar tidak menjadi korban atau pun ikut menjadi pelaku yang membuat atau ikut menyebarkan hoax, maka Gen Z harus cerdas dan bijak dalam bermedia sosial.

Simpulan demikian disampaikan Dr. Idi Dimyati, narasumber seminar literasi digital yang diselenggarakan Kelompok 7 mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Untirta di SMAN 1 Bojonegara, Kabupaten Serang pada Selasa, 6 Fabruari 2024.

Baca Juga: Jelang Pemilu, Pemkot Tangerang Bagikan Bansos

Dalam paparan materinya, Idi Dimyati mengungkapkan, sebagai pengguna media sosial yang intens, anak muda harus hati-hati dan teliti sebelum posting maupun share informasi di platform media sosial.

“Kita harus kenali dengan baik informasi yang beredar, jangan sampai kita terjebak dengan informasi palsu. Tanpa kecermatan, pengguna media sosial bisa menanggung resiko cukup berat, karena bisa dijerat oleh pasal UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang ancaman hukuman maksimalnya bisa enam tahun penjara atau denda senilai Rp1 miliar,” jelasnya.

Oleh sebab itu, menuru dosen pembimbing lapangan Kelompok 7 mahasiswa KKM Untirta yang ditempatkan di Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara ini, para siswa SMAN 1 Bojonegara harus memiliki kemampuan mengidentifikasi dengan baik informasi yang potensial sebagai hoax di media sosial.

Baca Juga: Senator DPD RI Asal Banten, Andiara Aprilia Hikmat Pendamping Generasi Milenial

Ada beberapa cara yang bisa diterpkan untuk mengidentifikasi ciri informasi yang cenderung hoax. Pertama, judul yang dipakai biasanya provokatif, kedua alamat situs web atau sumber informasinya tidak jelas. Lalu, cek dengan baik fakta dan keaslian dari informasi dimunculkan, baik itu berupa teks, foto maupun video.

Jangan samapai foto dan video misalnya, justru hasil rekayasa atau olah digital. Tentu, agar lebih maksimal menyaring informasi, penguna sosial media juga harus proaktif melakukan checking dan verisifikasi informasi.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah