Menelusuri Peradaban di Pulau Panaitan Berdasarkan Catatan Pelaut Inggris, Sir Joseph Banks

- 19 April 2024, 12:18 WIB
Sir Joseph Banks
Sir Joseph Banks /Tangkap layar IG @boimbaelah/

Di luar kapal, kami melihat banyak rumah dan lahan pertanian di pulau ini, sehingga kapal kami memilih untuk singgah di sini untuk mendapatkan air minun segar. Setelah makan malam, kami berlabuh di Pulau Panaitan (Prince's Island) dan kami pergi ke daratannya. Orang-orang yang menemui kami segera membawa kami menemui seorang pria yang mereka sebut raja mereka. Setelah saling sapa dan menyampaikan beberapa pujian, akhirnya kami melanjutkan dengan urusan bisnis jual beli dengan penduduk di sini.

Baca Juga: Tuan Rumah Liga 3 Nasional, Stadion Benteng Reborn Mulai Bebenah

1 Januari 1771
Kami melakukan transaksi beberapa barang yang kami inginkan dan ternyata mereka miliki. Hanya harga penyu yang tidak kami sepakati. Namun hal ini tidak membuat kami patah semangat, karena kami yakin esok pagi kami akan mendapatkannya dengan harga sesuai dengan yang kami inginkan.

Akhirnya kami berjalan agak menjauh dari pantai dan orangorang itu bubar dan berpencar. Namun, saat kami hendak meninggalkan pulau dan kembali ke sampan. Beberapa orang dari mereka menghampiri kami, akhirnya kami membeli tiga ekor penyu tapi dengan janji bahwa kami tidak boleh memberi tahu rajanya.

11 Januari 1771
Pelayanku, Sander, yang aku pekerjakan sejak dari Batavia, mengetahui bahwa orang-orang di pulau ini mempunyai sebuah kota di pantai barat pulaunya, dan saya memutuskan untuk mengunjunginya esok hari. Meski penduduk di sana sama sekali keberatan dan tidak ingin dikunjungi.

Aku merahasiakan niatku ke mereka. Di pagi hari saya berangkat, ditemani oleh letnan dua kami. Kemudian kami menyusuri pantai, dan saat kami bertemu orang-orang di pulau ini, kami memberi tahu bahwa kami sedang mencari tanaman, yang menjadi tujuan utama kami.

Baca Juga: JANGAN LEWATKAN! Laga Indonesia U23 vs Australia U23 di Piala Asia U23, Live di...

Sekitar dua jam, akhirnya kami sampai di suatu tempat yang terdapat empat atau lima rumah. Di sini kami bertemu dengan seorang lelaki tua, dan akupun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya tentang adanya pemukiman di sini.

Dia bilang jaraknya sangat jauh, tetapi kami tidak terlalu terpengaruh dengan informasinya. Aku pun melanjutkan perjalanan, meski beberapa kali terkadang membawa kami keluar dari jalur yang ditunjukan, kami tetap yakin pada tujuan kami.

Dan akhirnya kami segera melihat objek yang diinginkan. Lelaki tua itu kemudian mengajak kami, dan menemani kami berkeliling melihat rumah-rumah, yang jumlahnya hampir 400 rumah. Pemukiman di sini terbagi menjadi kota lama dan kota baru, yang dipisahkan oleh sungai berair payau.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah