Menelusuri Peradaban di Pulau Panaitan Berdasarkan Catatan Pelaut Inggris, Sir Joseph Banks

- 19 April 2024, 12:18 WIB
Sir Joseph Banks
Sir Joseph Banks /Tangkap layar IG @boimbaelah/

Saya yakin, adat istiadat mereka sangat mirip dengan adat istiadat orang India di Batavia, hanya saja mereka tampak lebih cemburuan pada perempuan mereka, sehingga saya tidak pernah melihat satu pun perempuan selama kami tinggal. Perempuan-perempuan di pulau ini sangat cepat melarikan diri menyembunyikan dirinya di hutan.

Agama mereka adalah Mahometanisme (Islam), tapi saya yakin mereka tidak punya masjid di pulau itu. Namun, mereka sangat ketat dalam menjalankan puasa mereka (sama seperti Ramadhan di Turki), yang kebetulan kami datangi.

Tak seorang pun mau menyentuh makanan atau bahkan mengunyah sirih sampai matahari terbenam. Makanannya hampir sama dengan orang Indian Batavia, yang ditambahkan hanya kacang Palem Cycas circinalis, yang sering saya temukan di pesisir New Holland.

Saat beberapa penumpang kami jatuh sakit, akibat keracunan daging babi yang kami santap. Mereka menawarkan pengobatan dengan metode yang biasa mereka gunakan, mereka mempersiapkan kacang untuk menghilangkan sifat-sifat buruk racunnya.

Baca Juga: KMSB Sebut Kinerja Al Muktabar Cukup Baik

Yang mereka lakukan, pertama dengan memotong kacang menjadi irisan tipis dan mengeringkannya di bawah sinar matahari. Kemudian merendamnya dalam air tawar selama tiga bulan, kemudian memeras airnya dan mengeringkannya di bawah sinar matahari sekali lagi.

Makanan-makanan tersebut tentunya bukan merupakan makanan yang lezat, sehingga mereka pun tidak pernah menggunakannya selain pada saat kelangkaan makanan. Biasanya mereka mencampurkan masakan tersebut dengan nasi.

Kota mereka, yang mereka sebut Samadang, terdiri dari sekitar 400 rumah, meski sebagian besar kota tua itu rusak. Rumah mereka semuanya dibangun di atas pilar setinggi empat atau lima kaki di atas tanah.

Gendang, adalah seorang pria yang tampaknya menjadi raja kaya dan berpengaruh di sini. Dia memberikan gambaran tentang semuanya. Rumahnya dikelilingi dinding yang terbuat dari papan, sebuah kemewahan yang tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali raja. Namun tidak ada bedanya dengan orang-orang kelas menengah, kecuali ukurannya yang sedikit lebih besar.

Rumah-rumah lainnya, dindingnya terbuat dari bambu yang ditempelkan pada batang-batang kecil tegak lurus yang diikatkan pada balok. Lantainya juga terbuat dari bambu, namun setiap batang kayu yang diletakkan di dekatnya selalu sejuk.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah