Pasca Letusan Gunung Krakatau Tahun 1883, Harimau Mengganas dan Bunuh 60 Warga di Kabupaten Caringin

- 25 April 2024, 10:43 WIB
Ilustrasi harimau yang mengganas pasca Gunung Krakatau meletus.
Ilustrasi harimau yang mengganas pasca Gunung Krakatau meletus. /Tangkap layar IG @boim baelah /

Sampai akhirnya pemberian premi untuk penangkapan atau membunuh harimau tersebut dihentikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda melalui Staatsblad van Nederlandsch Indie Tahun 1897 Nomor 111.

Baca Juga: Kembangkan UMKM, Pmekot Tangerang Teken Kerjasama dengan Kota Yantai

Namun ketakutan masih terus menyelimuti masyarakat wilayah lainnya, sehingga relokasi secara massal pun tak dapat dihindari. Kewedanaan Cibaliung dan Bagian Selatan Kewedanaan Panimbang pun menjadi benar-benar kosong dari penduduk.

Ketakutan mereka sesungguhnya diselimuti oleh sebuah kepercayaan bahwa harimau yang tengah merajalela tersebut adalah maung kajajaden atau harimau jadi-jadian dari para leluhurnya. Pada awalnya masyarakat berusaha untuk menenangkan roh-roh para leluhur yang marah itu dengan mempersembahkan berbagai sesaji dan merapalkan mantra-mantra.

Namun ketika harimau tersebut menyerang manusia, kuda, atau kerbau, maka masyarakat pun memutuskan untuk memasang berbagai jenis perangkap, seperti weleng, pigasol, pigebug, biraluk, burang, cara dan pitangkeb.***

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah