Mengerikan, Ternyata Pembangunan Jalur Kereta Api Saketi Bayah Makan Korban 93.000 Jiwa

- 22 April 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi pembangunan jalur Kereta Api Saketi-Bayah.
Ilustrasi pembangunan jalur Kereta Api Saketi-Bayah. /Tangkap layar IG @boimbaelah/


Trust Banten - Pada saat proses pembangunannya, jalur Kereta Api yang menghubungkan Saketi Bayah memakan korban 93.000 jiwa. Jumlah korban fantastis itu terdiri dari tawanan perang ayau Prisoner of War (PoW) Sekutu dan Romusha. Para korban itu dipaksa membangun jalan Kereta Api sepanjang 89 kilometer.

Setelah tahun 1943, kesulitan hubungan laut yang diakibatkan kegiatan kapal selam Sekutu, menimbulkan masalah bahan bakar di Jawa. Sebelum perang, sebagian besar lokomotif menggunakan bahan bakar batu bara, dan sebagiannya kayu jati. Produksi kayu per tahun adalah sekitar 300 ribu ton, sebagian besarnya dari Dinas Kehutanan (Boschwezen=Perhutani).

Akun IG @boimbaelah menyebut, untuk kepentingan perusahaan Kereta Api, diperlukan 900 ribu ton kayu bakar per tahunnya. Maka, sejak tahun 1942, Jepang memiliki gagasan untuk memanfaatkan batu bara muda di sekitar Bayah sebagai bahan bakar.

Baca Juga: Lepas Bandung BJB Tandamata ke Proliga 2024, Pj Gubernur Jabar Bicara Soal Hattrick

Untuk bisa mengeksploitasi tambang-tambang itu, dibangunlah jalur sepanjang 89 kilometer dari Saketi (sebuah stasiun di jalur Rangkasbitung-Labuan) ke Bayah, di selatan Banten. Rencana pembangunan jalur mulai dirancang pada bulan Juli 1942, dan pembangunan dimulai awal tahun 1943.

Bantalan kayu dan rel dikirim dari seluruh Jawa ke Saketi. Sejak awal tahun 1943 banyak pakar perkeretaapian Belanda dipaksa untuk menyumbangkan keahlian dan pengetahuan mereka untuk pembangunan jalur ini.

Pada bulan Maret 1944 jalur telah siap, dan dibuka pada 1 April 1944 oleh para pejabat Jepang. Lokomotif BB10.6 menarik kereta pertama di jalur ini. Jalur ini berawal di Stasiun Saketi, dan berakhir di Gunungmandur, letak tambang batu bara yang terjauh. Stasiun Gunungmandur terletak dua kilometer dari Stasiun Bayah.

Baca Juga: Pantas Wilda Siti Nurfadhilah Dianggap Mampu Bersaing di Liga Korea Oleh Pelatih Red Sparks, Ternyata...

Jalur sepur tunggal ini memiliki sembilan stasiun dan lima halte, yaitu Cimangu, Kaduhauk, Jalupang, Picung, Kerta, Gintung, Malingping, Cilangkahan, Sukahujan, Cihara, Panyawungan, Bayah dan Gunungmandur.

Masing-masing stasiun setidaknya memiliki dua jalur dan bangunan stasiun kecil. Bayah memiliki lima jalur. Selain stasiun Gunungmandur, tujuh stasiun yang lebih kecil dilengkapi dengan sinyal dengan handel kayu. Stasiun Bayah menggunakan sinyal Alkmaar. Setiap harinya maksimum 300 ton batu bara muda dibawa ke Saketi.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x