Sejak Tahun 1933 Gunung Karang dan Gunung Pulosari jadi Favorit Pendaki Belanda

- 22 April 2024, 10:17 WIB
 Peta yang digunakan Charles Edgar Stehn untuk melakukan pendakian ke Gunung Pulosari dan Gunung Karang.
Peta yang digunakan Charles Edgar Stehn untuk melakukan pendakian ke Gunung Pulosari dan Gunung Karang. /Tangkap layar IG @boimbaelah/

Dalam catatannya dia menerangkan, pendakian gunung dimulai dari Pandeglang menyusuri jalan Laboean sampai Pari, yang terletak di sela-sela antara Goenoeng Poeloesari dan Goenoeng Karang. Selanjutnya menuju Mandalawangi yang dapat diakses dengan mobil ke Pandat.

Baca Juga: Profil 4 Pemain Jakarta Pertamina Enduro di Laga Red Sparks vs Indonesia All Stars, Hadapi Rekan Sendiri

Dari Pandat, di jalan utama lalu ambil belokan ke kiri menuju Kampung Tjiloetoeng, terus ke Kampung Pamenkker (Pamengker). Kampung ini bisa juga dicapai dari Menes melalui Kadoepager dan Pamoetoejan.

Dari Pamenkker kemudian mengikitu jalan menuju kampung Teradja Omas yang bisa dijadikan tempat berkemah. Kemudian dari Teradja Omas ambil jalan setapak yang cukup curam melewati hutan, menuju ke bagian tertinggi tepi kawah menuju solfatar di tengah kawah gunung berapi yang berbentuk tapal kuda untuk menuju puncak.

Dari puncak bisa turun ke arah tenggara melalui titik tinggi 972 mdpl, kemudian turun menuju dusun Goenoeng Tangerang, dan selanjutnya menuju Desa Gobang yang terletak di jalan raya Mandalawangi-Tjipeutjang. Tjipeutjang terletak di jalan raya Menes-Pandeglang dan merupakan pemberhentian kendaraan dari Laboean menuju Rangkasbetoeng.

Dari peta yang digunakan Charles Edgar Stehn bisa diketahui beberapa pintu masuk untuk melakukan pendakian ke Gunung Pulosari dan Gunung Karang, dan berapa pos yang digunakan sebagai tempat transit.

Baca Juga: Program Gerakan Anak Tangerang Sehat dan Cerdas, Tahun Ini Community Center dan Multifungsi Diperbanyak

Melalui Kampung Salam
Dari Aloen-Aloen di Pandeglang pendaki bisa menyusuri jalan Menes hingga Rokoj. Dari sini ada jalan desa menuju Salam yang tidak bisa dilalui kendaraan (+3 km). Pemandu dari Salam sudah tersedia bisa melalui Djaro (kepala desa) Tjampaka, Hadji Keto yang tinggal di Salam.

Dari Salam jalurnya berkelok-kelok sepanjang punggung bukit dengan arah utara-barat laut. Semakin tinggi pendaki pergi, maka jalan semakin curam. Di beberapa tempat pendaki harus berhenti, dan berpegangan ke dahan yang menggantung.

Setelah satu jam pendakian terjal, belok kanan menuju kedalaman Kawah Walirang. Bau belerang yang menyengat akan tercium sampai ke punggung gunung. Setelah satu jam pendakian lagi, pendaki akan sampai di puncak tenggara Karang, yang sering disebut Soemoer Toedjoeh 1583 m.

Halaman:

Editor: Rukman Nurhalim Mamora


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah